Kendalikan Berat Badan dengan NUTRISI seluler : 0856 4716 8060
Sayangi anak-anak anda dari kelebihan berat badan ...


herbalife sangat baik untuk anak-anak
Anak dan Remaja Gemuk Terancam Diabetes
KOMPAS.com - Diabetes tipe 2 pada anak dan remaja gemuk
semakin menjadi ancaman di Indonesia. Setidaknya hal itu tampak dari
suatu riset kecil dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo
(FKUI/RSCM). Data terakhir pada tahun 2012 menyebutkan, sebanyak 8,6
persen anak dan remaja gemuk telah berada pada kondisi pradiabates.
Pradiabetes
merupakan ambang batas seseorang mengalami diabetes. Pradiabetes
ditandai dengan penurunan sensitivitas insulin. Apabila sensitivitas
tersebut telah hilang, maka seseorang tersebut akan memasuki stase
diabetes.
Riset tersebut melibatkan 92 anak usia 12 hingga 15
tahun yang mengalami kegemukan, sebanyak 54,3 persen di antaranya
perempuan. Riset juga menyebutkan, para anak dan remaja tersebut 71,7
persen-nya mengalami tanda-tanda acanthosis nigricans yaitu kulit yang menebal dan menghitam di tengkuk, ketiak, dan jari-jari.
Aman
B. Pulungan, dokter anak FKUI/RSCM yang melakukan riset tersebut
mengatakan, risiko diabetes sangat tinggi di anak dan remaja gemuk.
Sebanyak 38 persen anak dan remaja gemuk sudah mengalami resistensi
insulin.
"Orangtua harus menyadari dampak obesitas pada anak,"
tegas Ketua II PP Ikatan Dokter Anak Indonesia ini dalam diskusi
bertajuk "Cegah Obesitas pada Anak dan Remaja, Mulai Konsumsi Buah dan
Sayur Teratur Sejak Dini" di Jakarta, Kamis (18/7/2013).
Pakar
gizi klinik Fiastuti Witjaksono menyatakan, obesitas pada anak dan
remaja terjadi akibat fenomena obesogenic. Mereka mudah mendapatkan
kalori dari makanan, namun sulit untuk mengeluarkannya.
"Padahal agar terbebas dari kegemukan, jumlah kalori yang masuk harus sama dengan jumlah yang keluar," ujarnya.
Untuk
mengurangi kegemukan pada anak dan remaja, imbuh Fiastuti, memang tidak
semudah mengurangi kegemukan pada orang dewasa. Pasalnya, anak dan
remaja masih dalam masa pertumbuhan. Pengurangan asupan gizi akan
berakibat pertumbuhan yang tidak optimal.
Maka menurutnya,
penting untuk melakukan perencanaan makan untuk tumbuh kembang optimal
tanpa harus menjadi gemuk. Perencanaan tersebut terdiri dari penentuan
jumlah, jenis, dan jadwal makan yang sesuai.
Jumlah kalori harus
sesuai dengan kebutuhan yang dipengaruhi jenis kelamin, aktivitas, usia,
dan lain-lain. Jenis makanan yang memiliki komposisi seimbang antara
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Dan jadwal makan yang
tepat yaitu tiga makanan utama dan dua sampai tiga kali makanan camilan.
"Meski
anak sudah mengalami kegemukan, jadwal makan tetap harus teratur.
Melewatkan waktu makannya justru akan memicunya untuk makan lebih banyak
dan menjadi lebih gemuk," tutur staf pengajar di departemen gizi klinik
di FKUI ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar