Kendalikan Berat Badan dengan NUTRISI seluler : 0856 4716 8060
Zat Kimia Kemasan Plastik Picu Kegemukan?

Kompas.com — Paparan
zat-zat kimia dari lingkungan ternyata juga bisa menyebabkan kegemukan.
Salah satu yang perlu diwaspadai adalah zat kimia dalam plastik kemasan
makanan.
Penelitian menunjukkan, anak-anak yang sering terpapar
bahan kimia untuk menghaluskan plastik, phthalate, cenderung mengalami
obesitas dan menunjukkan tanda awal diabetes.
Tingginya kadar
phthalate dalam urine berhubungan dengan resistensi insulin pada remaja.
Berdasarkan data dari survei yang sama, diketahui juga bisphenol A
(BPA), digunakan untuk kaleng alumunium, berpengaruh pada risiko
kegemukan pada remaja.
"Pola makan yang tidak sehat dan kurangnya
aktivitas fisik memang jadi penyebab obesitas. Namun unsur kimia yang
mulai teridentifikasi juga berkontribusi," kata dokter anak dari New
York University, Dr Leonardo Trasande.
Tim riset Trasande
menganalisis data dari survei kesehatan dan nutrisi nasional yang
dilakukan pada 2003 hingga 2008. Tes ini menguji sampel urine dan darah
766 remaja berusia 12-19 tahun. Peneliti menemukan kadar salah satu
jenis phthalate Di-2-ethylhexylphthalate (DEHP) yang tinggi berhubungan
dengan resistansi insulin sebagai prekursor diabetes.
Dalam riset
ini, hanya 15 persen partisipan dengan kadar rendah DEHP yang terkena
resistansi insulin. Sementara resistensi insulin terjadi pada 22 persen
responden dengan tingkat DEHP tertinggi.
DEHP, kata Trasande,
sering digunakan untuk melembutkan botol plastik. Sebagai salah satu
jenis phthalate, penggunaan DEHP ditandai dengan nomor di 3 kemasan daur
ulang.
Unsur kimia mungkin memengaruhi bagaimana tubuh
menghasilkan insulin sebagai respons atas gula. Karena itu, Trasande
menyarankan orangtua menghindari membeli kemasan plastik dengan DEHP.
"Saya
menyarankan untuk tidak mencuci wadah plastik dalam mesin pencuci
piring. Plastik yang sudah rusak atau tergores, sebaiknya langsung
dibuang," ujar Trasande.
Penelitian senada dilakukan Dr Joyce Lee dari University of Michigan di Ann Arbor yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics. Riset ini menggunakan data survei 2010 yang membandingkan kadar BPA pada anak usia 6-18 tahun.
Riset yang melibatkan 3.370 anak ini membuktikan kadar BPA tidak berhubungan dengan resistansi insulin atau kadar gula darah.
Namun,
anak dengan kadar BPA tinggi lebih cenderung menjadi obesitas dan
memiliki lingkar pinggang yang besar. Sebanyak 25 persen anak dengan
kadar BPA tinggi dua kali lebih mungkin menjadi obesitas. Normalnya,
rata-rata anak memiliki 2,6 nanogram atau 2,6 gram bilionths BPA pada
tiap mililiter urine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar